31 Oktober 2022 In Berita

Penulis: Tinda Afriani, Mangku Mundana, Adisti Rastosari

ISBN: 978-623-172-012-2  

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman: 171 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

 

Secara umum, buku teks ini mampu mengajak pembaca untuk mengetahui dan menganalisa terkait produktivitas ternak sapi. Buku teks ini membahas mengenai produktivitas ternak sapi yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu genetik dan lingkungan, kemudian bagaimana meningkatkan produktivitas ternak sapi.
Aspek-aspek yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dipaparkan secara rinci di dalam buku ini. Aspek-aspek tersebut salah satunya yaitu pemilihan bibit yang baik. Kemudian juga bagaimana manajemen pemeliharaan, kesehatan, pemberian pakan dan perkawinan yang tepat. Aspek-aspek tersebut sangat berkaitan satu sama lain sehingga penting untuk dipahami agar mencapai produktivitas ternak yang maksimal.
Buku ini disusun sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam menyebarkan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pembibitan ternak sapi potong. Penulis memberi saran kepada pembaca yang belum menemukan jawaban dalam buku ini dapat menelusuri pustaka dan jurnal ilmiah yang disarankan penulis melalui daftar pustaka.

19 Oktober 2022 In Berita

Penulis: Nuraini, Mirzah, Wizna, Harnentis

ISBN: 978-623-172-007-8

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman: 108 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Buku ini ditulis memuat rangkuman hasil-hasil penelitian penulis, dan materi yang juga berasal dari jurnal-jurnal penelitian tentang peningkatan kualitas bahan pakan secara biologi melalui fermentasi.Bungkil inti sawit memiliki nilai ekonomi dan memiliki kandungan zat-zat makanan yang dapat dimanfaatkan ternak terutama sebagai pakan ternak dan jika diolah nilai nutrisinya bisa ditingkatkan. Pemanfaatan produk fermentasi asal limbah sawit dapat dijadikan sebagai pakan alternatif yang mengurangi penggunaan jagung dan bungkil kedelai dalam ransum.

25 Februari 2022 In Berita

Penulis: Zaituni Udin, Asdi Agustar

ISBN: 978-623-6234-45-7

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2021

Jumlah Halaman: 166 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Sapi Pesisir merupakan rumpun sapi lokal Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia dengan surat keputusan Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011. Diduga sebagai sisa sapi asli Indonesia yang sudah dipelihara turun temurun dan berkembang diwilayah pesisir pantai barat pulau Sumatera. Sapi peisisr memiliki hubungan geneology dengan jenis sapi Asia lainya seperti sapi Aceh, Sapi Madura, sapi Cebu dan sapi Kedah. Adaptasi terhadap lingkungan yang marginal cukup baik. Daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit juga baik dan tidak ada jeeis penyakit yang spesifik menyerang seperti halnya penyakit Jembrana pada sapi Bali.
Ukuran tubuh sapi ini relative kecil namun memiliki tingkat kesuburan yang baik sehingga mempunyai angka kelahiran yang tinggi dan cepat berkembang biak. Dalam Bahasa lokal, karena ukuran nya kecil dan jumlahnya banyak, sering juga sapi ini disebut dengan “jawi ratuih” . Persentase karkas lebih tinggi dibandingkan dengan sapi PO dan sapi introduksi lainnya. Hal ini pula yang dipandang menjadi salah satu keunggulannya sebagai sumber ternak potong di Indonesia.
Pemeliharaan lazimnya dilakukan secara extensif tradisional ataupun semi intensif. Di perkampungan, tidak jarang penduduk memelihara sapi dengan hanya melepaskan pada lingkungan pemukiman untuk merumput dilapangan, pinggir jalan dan lahan-lahan pertanian terutama disaat bera. Pemeliharaan seperti ini tidak menguntungkan dan sudah dirasakan sebagai gangguan lingkungan bagi penduduk. Oleh sebab itu pemerintah daerah mengeluarkan regulasi tentang pemeliharaan ternak. Karena ukuran tubuhnya kecil, maka kebutuhan pakannya terutama hijauan juga lebih sedikit. Perkawinan sapi juga dilakukan secara alam dengan pejantan yang tidak terseleksi.
Permintaan terhadap sapi jenis ini cukup tinggi khususnya untuk dipotong sebagai sapi Qurban setiap hari Raya Idul Adha yang dikenal juga dengan Hari Raya Qurban bagi pemeluk agama Islam. Sebagai hewan qurban dipersyaratkan sapi jantan dengan umur ≥ 2 tahun dengan kondisi tubuh yang sehat. Kondisi ini menyebabkan sapi jantan yang sangat potensial sebagai pejantan terkuras dan induk dikawini oleh pejantan yang belum dewasa ataupun pejantan dewasa yang kondisi fisiknya kurang baik. Konsekuensinya lahir anak yang ukuran tubuhnya semakin lama semakin kecil.
Walaupun sudah ditetapkan sebagai rumpun sapi lokal Indonesia, sejauh ini belum ada usaha yang terprogram dan berkelanjutan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya genetic (SDG) sapi pesisir. Mengingat SDG sapi pesisir ini merupakan keekayaan hayati bangsa, maka kedepan upaya pelestarian dan peningkatan kualitas sapi pesisir sesuai dengan potensi aslinya sangat perlu dilakukan.

25 Februari 2022 In Berita

Penulis: Tinda Afriani, James Hellyward, Adisti Rastosari

ISBN: 978-623-6234-37-2

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2021

Jumlah Halaman: 87 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis : 

Bibit dasar (Elite/Foundation stock) merupakan kumpulan sapi potong terpilih dari hasil seleksi yang mempunyai nilai pemuliaan (missal tinggi gumba, bobot badan dan lainnya). Bibit induk (Breeding stock) merupakan kumpulan sapi potong yang diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar dengan spesifikasi tertentu yang mempunyai silsilah, untuk menghasilakn bibit sebar. Bibit sebar (Commercial stock) merupakan bibit yang diperoleh dari proses pengembangan bibit induk, dengan spesifikasi tertentu untuk digunakan dalam proses produksi.

Beternak dengan memelihara induk dan pejantan yang tujuannya adalah menghasilkan anak, dibesarkan dan kemudian dijual. Biasanya tidak semua peternak memiliki pejantan,Secara umum stuktur bibit dikelompokkan menjadi 3 yaitu bibit dasar, bibit induk dan bibit sebar.

Keberhasilan suatu usaha/budidaya ternak sapi pada dasarnya ditentukan oleh Bibit, Pakan dan Manajemen. Ketiga unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkanSalah satu factor penentu keberhasilan budidaya ternak sapi tersebut diantaranya yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah Bibit dan Manajemen (Tatalaksana). Bibit-Bibit ternak adalah semua hasil pemuliaan ternak yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.

Halaman 3 dari 4