16 November 2023 In Berita

Penulis: Elva Ronaning Roem, Sarmiati, Winda Vanisya

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 188 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Persoalan penting dalam sosiologi komunikasi adalah substansi interaksi orang-orang dalam bermasyarakat, termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan langsung atau yang dilakukan melalui media komunikasi, serta semua konsekuensi yang terjadi pada seluruh proses komunikasi tersebut. Dalam konteks itulah buku mengenai “Sosiologi Komunikasi” ini diharapkan dapat memberikan wacana baru dalam menjawab kebutuhan mengenai sosiologi komunikasi. Buku ini pun diharapkan sangat berguna dan membantu para komunikator organisasi ataupun calon komunikator pada khususnya, dan para pembaca pada umumnya dalam mendalami pengetahuanya tentang komunikasi. Buku ini berisikan kajian sosiologi komunikasi yang penyajiannya diawali dari pemahaman komunikasi sebagai objek kajian ilmu sosial; paradigma keilmuan teori komunikasi, konsep dasar sosiologi komunikasi, kelompok, struktur dan proses interaksi sosial, sosiologi media dan komunikasi massa, etika komunikasi lintas budaya, perubahan sosial, budaya massa, dan budaya populer, sosiologi dalam masyarakat cyber, efek media massa terhadap masalah sosial, dan masa depan sosiologi komunikasi. Selamat Membaca, Semoga biku ini bermanfaat.

13 November 2023 In Berita

Penulis: Indraddin, Indah Sari Rahmaini, Retno Anggraini

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 189 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Pembangunan berbasis pemberdayaan merupakan sebuah tuntutan, karena belajar dari proses pembangunan di Indonesia selama ini salah satu kelemahannya adalah belum terjadi keberlanjutan program pembangunan di tingkat masyarakat. Keberlanjutan program pembanguan akan terwujud apabila tercapai kemandirian di tingkat masyarakat akar rumput dalam melanjutkan program-program pembangunan yang diluncurkan oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun organisasi non pemerintah (NGO). Banyak pihak yang mengatasnamakan pemberdayaan dalam program pembangunan, tetapi kenyataannya belum ditemukan proses dan langkah-langkah yang mengarah kepada pemberdayaan itu sendiri. Selain dari belum samanya persepsi dalam memahami pemberdayaan tingkat masyarakat, juga masih minimnya literatur tentang pemberdayaan masyarakat. Untuk itu buku ini hadir sebagai salah satu khasanah memperkaya literatur dan referensi tentang pemberdayaan masyarakat. Buku ini membahas pemberdayaan dari sisi konseptual dan teoritis. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang konsep dan paradigma pemberdayaan itu sendiri. Pada bagian awal berbicara tentang sejarah dan konsep pemberdayaan. Lalu dibahas langkah-langkah pemberdayaan yang mesti dilakukan oleh agen pembangunan atau yang dikenal dengan fasilitator pemberdayaan. Paling tidak tiga aspek yang perlu ditingkatkan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Pertama peningkatan pengetahuan, bila pengetahuan masyarakat maupun fasilitator pemberdayaan rendah dalam aspek program yang dilaksanakan, maka arah pelaksanaan program tidak akan terfokus dengan baik. Program yang dirancang tidak setara dengan aspek keilmuan dimana program pembangunan dilaksanakan. Untuk itu kegiatan yang dilakukan dalam program pemberdayaan mestinya mengarah kepada peningkatan pengetahuan komunitas yang diberdayakan.  Kedua, peningkatan keterampilan, dimana tidak mungkin program berjalan dengan baik bila masyarakat yang menjadi sasaran program tidak terampil dalam melaksanakan kegiatan baik dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan. Maka aktivitas peningkatan keterampilan dalam bentuk pelatihan lokakarya, workshop dan sebagainya perlu muncul dalam program pemberdayaan. Ketiga, peningkatan kesadaran, ini penting, apabila belum tumbuh kesadaran masyarakat tempatan terhadap program pemberdayaan dilaksanakan, maka fasilitator sulit mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara optimal, maka penumbuhan kesadaran hal penting dalam program pemberdayaan. Di ahkir pembahasan buku ini disuguhkan beberapa contoh penelitian tentang pemberdayaan sebagaiinspirasi bagi peneliti yang tertarik dengan masalah pemberdayaan.

07 Desember 2022 In Berita

Penulis: Alfan Miko, Indraddin, Ilham Havifi

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman:  52 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Pandemi Covid 19 yang telah melanda masyarakat di dunia di awal tahun 2020 telah menimbulkan masalah dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dari pengamatan dan fakta yang ada, terlihat pemerintah maupun masyarakat gagap menghadapi serangan dari “musuh yang tak tampak” ini, terutama mengantisipasi penularannya yang berakibat banyaknya anggota masyarakat yang meninggal dunia dan harus dikuburkan dengan tata cara khusus dan oleh orang-orang tertentu yang mema
    

Persoalan ketahanan lansia dan keluarga berkaitan juga dengan interaksi dan komunikasi yang terjadi yang berwujud keterbukaan, empati, perilaku positif, sikap mendukung dan kesetaraan. Ketahanan keluarga merupakan kondisi dinamis suatu  keluarga  yang  memiliki ketangguhan dan keuletan secara  fisik, psikis, mental dan spiritual sehingga mampu mewujudkan kehidupan yang mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya sehingga terbangun keluarga yang harmonis sejahtera lahir dan batin. Ketahanan psikologis merupakan kemampuan sebuah keluarga mengelola dan membangun emosi positif dalam keluarga sehingga tercipta konsep diri yang positif. Ketahanan Ekonomi. erat kaitannya dengan kemampuan mengelola ekonomi keluarga, sehingga kebutuhan dasar pangan, papan dan sandang dapat dipenuhi. Ketahanan Sosial dimaksudkan kemampuan keluarga untuk membangun sinergi dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan Ketahanan spiritual erat kaitannya dengan kemampuan keluarga untuk memahami dan menerapkan nilai- nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Diawali dari praktik kehidupan dalam rumah tangga. Dalam ketahanan keluarga dimaksudkan itu juga terkait dengan ketahanan lansia. kai pakaian khusus. Keadaan dari pandemi covid 19 ini dalam banyak hal telah mengubah interaksi, konsumsi, ekonomi, dan sosial budaya serta lainnya. Satu hal yang menjadi perhatian disini adalah tentang penduduk lansia yang dianggap paling rentan tertular covid 19, sehingga perlu dipertanyakan ketahanan lansia dan ketahanan keluarga dalam menghadapi pandemi covid 19 ini.

07 Desember 2022 In Berita

Penulis: Alfan Miko, Indraddin, Ilham Havifi

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman: 96 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Secara sederhana pengertian pasar adalah tempat berkumpul dan bertransaksi, di mana terjadi pertemuan tujuan dan kepentingan para pelaku di pasar.  Oleh karena itu, pasar harus dinamis mengikuti perkembangan zaman dan kepentingan serta kenyamanan para pengunjung pasar agar tidak ditinggalkan. Bukan tidak mungkin pasar yang tidak dinamis akhirnya menjadi sepi bahkan mati karena kalah bersaing dengan pasar-pasar sejenis atau pasar-pasar yang lebih besar. Secara faktual secara fisik pasar bisa di bedakan tradisional dan pasar modern. Perbedaan pasar tradisional dan modern ini biasanya dari bangunan fisi, permodalan dan cara bertransaksi di mana pasar tradisional mengandalkan proses tawar menawar, sementara pasar modern cenderung menampilkan harga pas. Selain itu, sesuai dengan kemajuan dunia teknologi, fenomena belakangan muncul pasar “online” yang menyediakan komoditas melalui digital di marketplace melalui aplikasi yang dikembangkan. Transaksi yang bersifat fisik mulai mendapat saingan model pasar baru yang tidak perlu hal-hal yang bersifat fisik seperti pasar tradisional dan pasar modern.
    

Terlepas dari persaingan pasar yang berlangsung dengan kemajuan tekonologi digital, untuk komoditas holtikura pilihan untuk berbelanja ke pasar-pasar tradisional masih merupakan pilihan utama, seperti ke Pasar Nagari Padang Lua yang bertumbuh menjadi pasar sayur terbesar untuk distribusi kebutuhan sayur  berbagai propinsi di Indonesia. Pasar yang pada tahun 1951, semula didirikan bertujuan untuk kepentingan masyarakat lokal dan sekitarnya kini sudah tumbuh pesat dan memerlukan pembenahan dan pengembangan agar menjadi pasar yang aman dan nyaman. Program pengembangan tersebut disebut sebagai revitalisasi pasar yang sudah banyak dilakukan dengan anggaran Kementrian Perdagangan dengan program revitaslisasi pasar. Untuk rencana revitalisasi Pasar Nagari Padang Lua ternyata tidak mudah, banyak hal yang perlu dibereskan dulu yang bisa dilihat sebagai sebuah dinamika sosial ekonomi dan dinamika sosial budaya bagi sebuah pasar. Hal ini disebabkan lahan pasar nagari itu ternyata milik Perusahaan Keretapi sehingga memerlukan model dan manajemen pengelolaan yang perlu menyesuaikan. Akibat lain  munculnya aktor-aktor pelaku di pasar yang merupakan “oknum” yang mempengaruhi tata kelola dan menimbulkan kemacetan karena Pasar Nagari berada dipinggir jalan raya propinsi Bukittinggi menuju Padang. Problematika tersebut yang diungkapkan dalam buku ini.

Halaman 1 dari 2