08 November 2025 In Berita

Penulis : Khasrad dan Tinda Afriani

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2025

Jumlah Halaman: 212 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Ternak potong merujuk pada hewan ternak, baik ruminansia maupun nonruminansia, yang dibudidayakan dengan orientasi utama sebagai sumber produksi daging. Upaya budidaya ini dilakukan melalui optimalisasi berbagai faktor internal (seperti genetik dan fisiologis) maupun faktor eksternal (seperti manajemen pemeliharaan dan lingkungan).
Ternak potong merupakan jenis ternak yang dibudidayakan dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Kelompok ternak potong yang tergolong dalam ruminansia besar mencakup sapi dan kerbau. Kedua jenis ternak ini telah lama dikembangkan di Indonesia sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan daging nasional. Proses domestikasi yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang telah menghasilkan beragam bangsa (breed) ternak, yang menunjukkan adaptasi serta seleksi terhadap kondisi lingkungan maupun kebutuhan produksi. Bangsa ternak (breed) didefinisikan sebagai sekelompok hewan ternak yang memiliki karakteristik morfologis, fisiologis, dan genetik tertentu yang membedakannya dari kelompok lain dalam spesies yang sama. Karakteristik tersebut bersifat herediter dan dapat diwariskan kepada keturunan secara konsisten.

25 September 2025 In Berita

Penulis : Prof. Dr. Ir. Syahro Ali Akbar MP | Prof. Dr. Ir. Tri Astuti SPt. MP. IPU | Dr. Rica Mega Sari SPt. MP | Prof. Dr. Ir. Nurhaita, MP | Dara Surtina, SPt, MP

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2025

Jumlah Halaman: 179 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Ternak unggas berkontribusi cukup besar dalam penyediaan protein hewani (berupa daging dan telur) untuk kebutuhan masyarakat Indonesia. Utuk itu diperlukan suatu usaha peningkatan produksi ternak unggas, seiring dengan terjadinya penambahan kebutuhan daging dan telur, sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang siknifikan setiap tahunnya. Peningkatan produksi daging dan telur yang dimaksud adalah dari produksi ternak Itik, ternak Puyuh, ternak Ayam Ras Petelur, ternak Ayam Ras Pedaging, ternak Ayam Kampung (Buras) dan ternak Ayam Kampung Unggul Balai Penelitian Pengembangan Pertanian (ayam KUB). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi ternak unggas yang dimaksud adalah dengan menggunakan bahan ransum yang berkualitas (nilai gizi ransum harus terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya).

27 Agustus 2025 In Berita

Penulis : Prof. Dr. Ir. Tertia Delia Nova, M.Si | Dr. Ir. Zulkarnain, MP | Dr. Ir. Azhar, MP

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2025

Jumlah Halaman: 231 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Dunia perunggasan di Indonesia sudah semakin berkembang, baik pengelolaan maupun teknologinya. Pengembangan manajemen usaha perunggasan juga sudah semakin mempertimbangkan targetpencapaian produksi yang optimal serta penurunan tingkat kegagalan panen akibat penyakit dan masalah manajemen
Kendala Peternakan Unggas di Indonesia
Iklim Tropis sebagai kendala utama pada peternakan ungags di Indonesia
Kondisi fisiologis dan metabolism tubuh unggas sangat tergantung pada suhu dan kelembaban lingkungan. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi prokduktifitas, kesehatan dan performan ungags, meliputi suhi, kelembaban relative, pencahatyaan, system perkandangan dan ventilasi.
Suhu lingkungan pemeliharaan ayam adalah 25 – 28oC dengan kelembaban 60 -70%
Usaha peternakan di Indonesi belum dimanfaatkannya sumberdaya alam secara optimal karena, di antaranya kurangnya tenaga teknis terampil. ketersediaan teknologi tepat guna dan lain-lain.
Lemahnya kelembagaan dan posisi peternak, Adanya tuntutan agar pengelolaan peternakandapat memperhatikan masalah lingkungan yang dihasilkannya.
Permasalahan‑permasalahan tersebut harus segera diatasi guna menghadapi era otonomi daerah dan era pasar bebas. Sumberdaya pakan Ongkos produksi pakan adl bagian terbesar yaitu sekitar 50‑80% dari total biaya produksi dipeliharanya dan efisiensi manajemennya. !Maka dilakukan untuk mendapatkan pakan yang murah tanpa mengurangi nilai gizi, tidak bersaing dengan manusia dan cukup tersedia.

23 Mei 2025 In Berita

Penulis : Salam N. Aritonang dkk

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2025

Jumlah Halaman: 559 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis : 

Pada saat ini penggunaan bahan pakan berserat tinggi seperti empelur batang kelapa sawit pengganti rumput sangat menjanjikan dengan dua alasan yaitu ketersediaanya berlimpah, karena umur sawit di seluruh kota dan Kab. yang berada di Sumatera Barat sudah mencapai umur memasuki usia replanting yaitu 25 tahun, yang kedua adalah pakan berserat tinggi dibutuhkan oleh ternak sapi sebagai sumber energi. Empelur batang kelapa  sawit  sebagai bahan pakan berserat tinggi tidak dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak perlu  pengolahan  yaitu  pengolahan  secara  fisik,  kimia  dan  biologis. Pengolahan    secara  fisik  adalah  menjadikan  empulur  batang  kelapa sawit menggunakan shrereeding machine menjadi serbuk, kemudian dilanjutkan melakukan fermentasi menggunakan mikroba komersil maupun mikroba hasil isolasi sendiri yang berpotensi menghasilkan enzim sellulase dan ligninase yang bekerja merobak sellulosa dan lignin yang menjadi faktor pembatas penggunaan empelur batang kelapa sawit sebagai pakan ternak. Pada chapter ini empelur batang kelapa sawit telah mengalami semua proses diatas dan dijadikan pakan ternak sapi menggantikan 100 persen rumput, namun dari hasil percobaan dilapangan ditemukan banyaknya empelur batang kelapa sawit yang tersisa, untuk itu pengolahan lanjutan yang diperlukan adalah pembuatan pelet pakan sapi berbasis empelur batang kelapa sawit, walaupun pembuatan pelet sapi terkendala pada tekstur yang rapuh karena susahnya merekatkan diantara serat yang ada pada empelur batang sawit.

Halaman 1 dari 4