10 Januari 2024 In Berita

Penulis: Prof. Dr. Bambang Istijono

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2024

Jumlah Halaman: 416 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Buku Manjuluak Artikel Ilmiah dan Wisata ini merupakan kumpulan dokumentasi foto selama penulis sebagai dosen Universitas Andalas melaksanakan seminar di dalam negeri dan luar negeri yang dibarengi dengan wisata pada kota tujuan.

Terasa umur sudah mendekati 72 tahun, disyukuri Alhamdulillah hirabbil alamin diberikan kesehatan Allah SWT bersama istri, anak, menantu dan cucu. Dan berusaha untuk terus sehat, karena sehat itu syarat bisa terus melaksanakan pengabdian dan beribadah.

29 Desember 2023 In Berita

Penulis: M. Fuad Nasar

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 193 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Buku Orang Minang Bernagari dan Bernegara merupakan refleksi singkat  seputar Minangkabau dalam bingkai keindonesiaan.
Buku ini sebagai sumbangsih penulis bagi ibu pertiwi, ranah Minang tercinta.
Dalam buku ini penulis juga menyajikan Bunga Rampai Kenangan Tokoh Minang yaitu Mohammad Natsir, Harun Zain, Azwar Anas, Lukman Harun, Mochtar Naim, Saafroedin Bahar, dan Fahmi Idris.
Salah satu pesan penting dalam buku ini  menegaskan bahwa orang Minang adalah suku bangsa yang setia menggenggam cita-cita bernegara Republik Indonesia. Orang Minang mengutamakan kepentingan nasional, bangsa dan negara tanpa mengabaikan tanggung jawab lokal. Begitulah keteladanan, inspirasi dan lesson learnt dari para pemikir-pejuang bangsa.

15 Jun 2023 In Berita

Penulis: Afrizal, Fendi Agus Syaputra, Faruq El Pikaso, Indah Sari Rahmaini

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 85 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Dalam perhadapan dengan hukum negara, keberadaan dan hak-hak MHA mengalami tantangan besar. Selain pendasaran di dalam hukum negara, persoalan kelembagaan adalah isu kunci yang perlu terus dikaji untuk menemukan bentuk-bentuk yang dapat menjawab tantangan jaman. Barangkali kata 'transformasi' dapat digunakan untuk menggambarkan tantangan institusional bagi berbagai komunitas MHA untuk menjawab persoalan pengakuan, perlindungan dan penghormatan atas keberadaan dan hak-hak MHA di tengah perkembangan pesat ekonomi industri dan perdagangan berbasis pendekatan pertumbuhan ekonomi nasional. Di dalam ekonomi 'modern' ini, efisiensi dan nilai guna semua proses produksi diukur di dalam ruang publik. Oleh karena itu peran institusi MHA yang dapat menjembatani ruang sosial di mana MHA berada dan ruang publik di mana masyarakat luas berada merupakan sebuah tantangan yang mau tidak mau harus dijawab. Sulit menghindari atau lari dari situasi ketegangan antara ruang sosial dan ruang publik ini. Ketegangan ini mungkin dapat dirasakan atau ditangkap nuansanya di dalam ungkapan-ungkapan 'tradisional' versus 'modern', 'hukum lokal/adat versus hukum negara', 'subsistensi versus akumulasi', sebagai contoh.
Dengan terbukanya dunia seperti sekarang ini, semua yang bersifat lokal menghadapi pertanyaan oleh masyarakatnya sendiri ketika berhadapan dengan berbagai sistem nilai, sistem sosial dan artifak-artifak baru yang tiba-tiba hadir di depan pintu rumah mereka. Ada ketegangan antara nilai yang dianut orang-orang tua dan generasi milenial: yang pamali bagi generasi tua bukan lagi pamali bagi generasi milenial; bahkan yang spiritual bagi generasi tua belum tentu spiritual bagi generasi milenial. Ada sebuah istilah dari seorang kepala kampung di Kabupaten Keerom, Papua, bahwa anak-anak muda sekarang telah menghadirkan 'iblis' di kampung mereka. Wujud dari 'iblis' tersebut adalah HP (handphone). Muara dari berbagai  ketegangan semacam ini ada di dalam pertanyaan tentang peran institusi-institusi yang ada bagi pengakuan, perlindungan dan penghormatan keberadaan dan hak-hak MHA. Untuk menjawab pertanyaan itulah riset ini dilakukan, dengan lingkup khusus masyarakat nagari di Sumatera Barat. Bahwa Sumatera Barat menjadi lokasi yang dipilih YMKL ada sejumlah pertimbangan yang mendasarinya.

13 Jun 2023 In Berita

Penulis: Irwan Setiawan, S.Pd

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 146 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Bila dilihat dari sejarah Kota Bukittinggi secara lebih luas tentu kita akan mendapat gambaran betapa kota ini telah memiliki andil yang besar disetiap zamannya. Pada masa penjajahan kolonial Belanda, terutama pada periode Perang Paderi berkecamuk. Kota Bukittinggi (Fort de Kock) mendapat perhatian khusus oleh Belanda.