18 September 2024 In Berita

Penulis: Anwar Kasim, dkk

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2024

Jumlah Halaman: 156 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Indonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama dibidang pertanian yang sangat beragam baik berupa tumbuh-tumbuhan, maupun bahan mineral. Ubi jalar ungu merupakan salah satu komoditas yang cukup melimpah di Indonesia dengan produktifitas 1,9 juta ton per tahun (Robi’a, 2015). Di Sumatra Barat luas perkebunan ubi jalar ungu pada tahun 2021 3.586,20 Ha dengan jumlah produksi 125.200,65 ton (BPS, 2021). Ubi jalar ungu potensial dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena memiliki antosianin, pigmen yang menyebabkan daging umbi berwarna ungu, memiliki kandungan antioksidan dan juga kandungan serat. Ubi jalar ungu memiliki kandungan serat yang tinggi, termasuk tepung ubi jalar ungu mengandung serat sebanyak 12,9 % (Depkes, 2017).
Kelebihan yang dimiliki ubi jalar ungu dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi. Untuk tujuan tersebut, ubi jalar ungu diolah menjadi produk olahan yang tahan lama seperti tepung. Tepung ubi jalar ungu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga baik digunakan untuk menghasilkan aneka produk olahan pangan yang inovatif, mempunyai nilai gizi, dan meningkatkan nilai ekonomi, seperti mi basah dengan substitusi tepung ubi jalar ungu. Tepung ubi jalar ungu tidak mengandung gluten, namun dapat digunakan untuk mensubtitusi sebagian dari tepung terigu dalam pembuatan mi basah (Triastuti, 2021).

22 April 2024 In Berita

Penulis: Prof. Dr. Damsar, Prof. Indrayani, SE, M.M, Ph.D, Dr. Irwan, Dr. Jontro Simanjuntak, S.Pt., S.E., M.M, Dr. Endah Siswati, S.I.P., M.S.W, Dr. Susi Marni, S.E. M.M, Surya Akbar, S.I.P., M.Si

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2024

Jumlah Halaman: 185 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Kekuasaan merupakan kebutuhan, begitu kata McClelland (1961). Kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan dalam diri seseorang untuk memegang kendali dan wewenang atas orang lain dan memengaruhi serta mengubah keputusan sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya sendiri. Kebutuhan akan kekuasaan ternyata bukan merupakan hanya kebutuhan pribadi juga sebagai kebutuhan organisasi. Oleh karena kekuasaan ada di mana saja, maka perlu ada manajemen kekuasaan.
Buku ini memberikan fundament dalam memahami manajemen kekuasaan. Bagi siapa saja yang melihat kekuasaan sebagai kebutuhan individual maupun organisasional maka disarankan untuk memiliki manajemen kekuasaan, yang menjadi tema diskusi buku ini.

13 November 2023 In Berita

Penulis: Indraddin, Indah Sari Rahmaini, Retno Anggraini

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 189 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Pembangunan berbasis pemberdayaan merupakan sebuah tuntutan, karena belajar dari proses pembangunan di Indonesia selama ini salah satu kelemahannya adalah belum terjadi keberlanjutan program pembangunan di tingkat masyarakat. Keberlanjutan program pembanguan akan terwujud apabila tercapai kemandirian di tingkat masyarakat akar rumput dalam melanjutkan program-program pembangunan yang diluncurkan oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun organisasi non pemerintah (NGO). Banyak pihak yang mengatasnamakan pemberdayaan dalam program pembangunan, tetapi kenyataannya belum ditemukan proses dan langkah-langkah yang mengarah kepada pemberdayaan itu sendiri. Selain dari belum samanya persepsi dalam memahami pemberdayaan tingkat masyarakat, juga masih minimnya literatur tentang pemberdayaan masyarakat. Untuk itu buku ini hadir sebagai salah satu khasanah memperkaya literatur dan referensi tentang pemberdayaan masyarakat. Buku ini membahas pemberdayaan dari sisi konseptual dan teoritis. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang konsep dan paradigma pemberdayaan itu sendiri. Pada bagian awal berbicara tentang sejarah dan konsep pemberdayaan. Lalu dibahas langkah-langkah pemberdayaan yang mesti dilakukan oleh agen pembangunan atau yang dikenal dengan fasilitator pemberdayaan. Paling tidak tiga aspek yang perlu ditingkatkan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Pertama peningkatan pengetahuan, bila pengetahuan masyarakat maupun fasilitator pemberdayaan rendah dalam aspek program yang dilaksanakan, maka arah pelaksanaan program tidak akan terfokus dengan baik. Program yang dirancang tidak setara dengan aspek keilmuan dimana program pembangunan dilaksanakan. Untuk itu kegiatan yang dilakukan dalam program pemberdayaan mestinya mengarah kepada peningkatan pengetahuan komunitas yang diberdayakan.  Kedua, peningkatan keterampilan, dimana tidak mungkin program berjalan dengan baik bila masyarakat yang menjadi sasaran program tidak terampil dalam melaksanakan kegiatan baik dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan. Maka aktivitas peningkatan keterampilan dalam bentuk pelatihan lokakarya, workshop dan sebagainya perlu muncul dalam program pemberdayaan. Ketiga, peningkatan kesadaran, ini penting, apabila belum tumbuh kesadaran masyarakat tempatan terhadap program pemberdayaan dilaksanakan, maka fasilitator sulit mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara optimal, maka penumbuhan kesadaran hal penting dalam program pemberdayaan. Di ahkir pembahasan buku ini disuguhkan beberapa contoh penelitian tentang pemberdayaan sebagaiinspirasi bagi peneliti yang tertarik dengan masalah pemberdayaan.

03 November 2023 In Berita

Penulis: Drs. Tamrin, M.Si, Dr. Hj. Indah Adi Putri, MIP

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 226 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Sebagai sebuah masyarakat majemuk Indonesia rawan untuk mengalami konflik horizontal maupun vertical, bentuk konflik horizontal adalah gesekan diantara berbagai ikatan ikatan primordial, seperti ikatan suku, ras, agama, daerah dan kebiasaaan.  Konflik horizontal ini akan mengalami polarisasi ke dalam bentuk konflik vertical dalam bentuk konflik elit politik dalam pelaksanaan Pemilihan Presdien (Pilpres), Pemilihan Gubernur  (Pilgub) dan pemilihan lain pad tingkat Kabupaten/Kota dan Desa.Semua konflik tersebut berakar dari perbutan legitimasi politik rakyat terhadap pemerintah, buku ajar ini menjelaskan jawaban rangkaian siklus antara perebutan legitimasi politik dengan kebudyaaan politik, struktur politik, kelompok politik, kepemimpinan politik dan kebijakan politik  yang dijelaskan dalam materi kajian Pembangunan Politik. Isi buku ini, diantaranya; pengertian pembangunan politik, gejala pembangunan politik, pendekatan pembangunan politik, tahap-tahap pembangunan politik, dampak modernisasi terhadap lembaga politik, korupsi dan kesenjanagan wilayah yang dihasilkan oleh penerapan gagasan modernisasi, Analisa perbandingan seleksi tokoh politik serta analisis perubahan politik.

Halaman 1 dari 3