Penulis : Zulfarman Rajo Bujang, Mardisyaf Ramli, Andris Sjahroeddin, Azwardi Karani, Salimar Salim
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2025
Jumlah Halaman: 336 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Dalam buku Sejarah Berdiri dan Tumbuhnya Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Anda akan diajak menyelami perjalanan panjang dan penuh tantangan dari sebuah fakultas yang kini menjadi salah satu pusat pendidikan kedokteran di Indonesia. Berdiri di tengah pergolakan politik dan sosial pada masa itu, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menghadapi berbagai rintangan— dari minimnya sumber daya hingga kondisi yang tidak stabil. Namun, berkat kegigihan dan visi para pendiri, fakultas ini berhasil bangkit dan berkembang menjadi tempat pendidikan dokter di Sumatra Barat.
Penulis: M. Fuad Nasar
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2024
Jumlah Halaman: 66 halaman
Ukuran Buku: 14,8 cm x 21 cm
Sinopsis :
Almarhum Chatib Sulaiman, pendiri Badan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) dan Pasukan Mobil Teras (PMT), serta menjadi Ketua Markas Pertahanan Rakyat di Sumatera Barat dalam Perang Kemerdekaan 1945-1949. Tewas di Situjuh Batur tanggal 15 Januari 1949. Tanggal 10 November 1995 Pemerintah RI menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama kepada beliau.
Brigjen TNI (Purn) Dr. Saafroedin Bahar (alm).
Mantan Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara RI.
Penulis: M. Fuad Nasar
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2024
Jumlah Halaman: 90 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Masyarakat Indonesia sejak enam dekade telah mengenal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sebagian besar sudah beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Perguruan tinggi keagamaan Islam di bawah naungan Kementerian Agama menjalankan peranan penting dalam menginspirasi kemajuan kehidupan beragama dan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Penulis: Irwan Setiawan, S.Pd
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2023
Jumlah Halaman: 146 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Bila dilihat dari sejarah Kota Bukittinggi secara lebih luas tentu kita akan mendapat gambaran betapa kota ini telah memiliki andil yang besar disetiap zamannya. Pada masa penjajahan kolonial Belanda, terutama pada periode Perang Paderi berkecamuk. Kota Bukittinggi (Fort de Kock) mendapat perhatian khusus oleh Belanda.