Kenyang Pangan Dalam Dinamika Ekosistem Sains dan Teknologi

Penulis: Masdar, Reny Herawati, Bilman W Simanihuruk, Atra Romeida dan Marulak Simarmata

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 82 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Kenyang pangan selalu dihubungkan dengan optimisme para praktisi bisnis teknologi kimia pangan dan pakar budidaya tanaman terutama rekayasa genetika yang disambut baik oleh banyak pihak. Tidak ketinggalan bahwa ada rasa kenyang dalam komposisi pangan, suatu rasa yang bias dirasakan oleh semua orang, tapi belum tentu mereka bias mengungkapkan dengan kata yang sesuai memperjuangkan kenyang. Semua orang bias saja menjawab pertanyaan “apakah sudah kenyang”. Tetapi tidak semua orang bias memperjuangkan kenyang. Perlu diketahui bahwa kenyang yang dirasakan oleh manusia sesungguhnya merupakan kenyang psikologis.
Perlu diuraikan bahwa kenyang psikologis merupakan kenyang relatif yang bias saja dihubungkan antara lain dengan factor ukuran fisik perut (daya tamping perut), atau bias juga factor fisiologis (jumlah energy dikonsumsi) atau bisa saja tidak berhubungan sama sekali. Seumpama manusia yang sangat gembira lalu merasa kenyang dan tidak butuh makan padahal tidak kenyang fisik ataupun kenyang fisiologis. Ada juga manusia yang perutnya penuh air minum (fisik), tidak minta tambahan makan lagi padahal jumlah energi di dalam perutnya belum cukup untuk kebutuhan tubuh saat itu. Begitu juga manusia yang minum larutan energy tinggi 2000 hingga 4000 kalori per hari belum merasa kenyang walaupun pada dasar fisiologis sudah memenuhi kebutuhan energy harian. Singkatnya, kondisi manusia yang kenyang ataupun tidak kenyang selalu bersifat relatif.
Kenyang dalam arti komposisi pangan dapat pula dipandang sebagai kenyang terukur dan kenyang tidak terukur. Kenyang terukur dipengaruhi oleh berapa kilogram atau berapa liter manusia minum atau makan tiap hari, atau berapa ribu kalori manusia mengonsumsi energy perhari. Kenyang tidak terukur bias saja di pengaruhi rasa gembira atau sedih, atau bau busuk/harum lingkungan manusia. Kadang kala kenyang dihubungkan dengan fakto rekonomi seumpama manusia merasa kenyang karena harga porsi menu yang dikonsumsi sudah sesuai dengan kemampuan bayar.
Pada saat bersamaan, ekosistem senantiasa berada dalam dinamika sebagaimana juga sains dan teknologi serta komposisi pangan ada dalam dinamika yang sama. Namun, dinamika yang terjadi pada ekosistem belum tentu sama dengan yang terjadi pada sains dan teknologi, dan belum tentu juga sama dengan yang terjadi pada komposisi pangan. Apalagi pada zaman sekarang dimana sains dan teknologi tidak bias lagi dikatakan ada dalam dinamika, bahkan ada dalam revolusi dahsyat. Sebagai bukti, sebagian besar elemen dinamika dunia dapat dirunut lewat perangkat cerdas handphone.

Read 1101 times