Penulis : Salam N. Aritonang dkk
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2025
Jumlah Halaman: 559 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Pada saat ini penggunaan bahan pakan berserat tinggi seperti empelur batang kelapa sawit pengganti rumput sangat menjanjikan dengan dua alasan yaitu ketersediaanya berlimpah, karena umur sawit di seluruh kota dan Kab. yang berada di Sumatera Barat sudah mencapai umur memasuki usia replanting yaitu 25 tahun, yang kedua adalah pakan berserat tinggi dibutuhkan oleh ternak sapi sebagai sumber energi. Empelur batang kelapa sawit sebagai bahan pakan berserat tinggi tidak dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak perlu pengolahan yaitu pengolahan secara fisik, kimia dan biologis. Pengolahan secara fisik adalah menjadikan empulur batang kelapa sawit menggunakan shrereeding machine menjadi serbuk, kemudian dilanjutkan melakukan fermentasi menggunakan mikroba komersil maupun mikroba hasil isolasi sendiri yang berpotensi menghasilkan enzim sellulase dan ligninase yang bekerja merobak sellulosa dan lignin yang menjadi faktor pembatas penggunaan empelur batang kelapa sawit sebagai pakan ternak. Pada chapter ini empelur batang kelapa sawit telah mengalami semua proses diatas dan dijadikan pakan ternak sapi menggantikan 100 persen rumput, namun dari hasil percobaan dilapangan ditemukan banyaknya empelur batang kelapa sawit yang tersisa, untuk itu pengolahan lanjutan yang diperlukan adalah pembuatan pelet pakan sapi berbasis empelur batang kelapa sawit, walaupun pembuatan pelet sapi terkendala pada tekstur yang rapuh karena susahnya merekatkan diantara serat yang ada pada empelur batang sawit.
Penulis : M. Fuad Nasar
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2025
Jumlah Halaman: 88 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Mengenang Buya Datuk, membuka memori masa kecil saya dimana almarhumah ibunda saya pernah bercerita bahwa ayah saya, almarhum H.S.M. Nasaruddin Latif, setiap kali datang dari Jakarta ke Sumatera Barat sering singgah (mampir) menemui Buya Datuk Palimo Kayo di Bukittinggi. Kedua tokoh itu memiliki hubungan akrab dan kerap bertukar pikiran mengenai berbagai masalah agama dan umat Islam.
Penulis : Tinda Afriyani
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2025
Jumlah Halaman: 171 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Dalam dunia peternakan, penerapan genetika molekuler semakin berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi ternak. Dengan memahami bagaimana gen-gen tertentu berkontribusi terhadap sifat unggul seperti pertumbuhan cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan kualitas hasil ternak, para ilmuwan dan peternak dapat mengembangkan strategi seleksi dan pemuliaan yang lebih efektif. Buku ini akan membahas berbagai aspek genetika molekuler yang relevan dengan dunia peternakan, mulai dari konsep dasar genetika molekuler, sejarah perkembangannya, hingga penerapan teknologi genetika dalam pemuliaan dan pelestarian ternak lokal.
Penulis : Fadrian, Sp.PD, SubSp.PTI(K), FINASIM
ISBN:
Bahasa: Indonesia
Cetakan: Pertama, 2025
Jumlah Halaman: 223 halaman
Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm
Sinopsis :
Intoksikasi atau keracunan merupakan kondisi patologis yang timbul akibat paparan zat toksik dalam jumlah yang melebihi ambang toleransi biologis tubuh, dan dapat menyebabkan gangguan fungsional, kerusakan jaringan, hingga kematian. Menurut laporan World Health Organization (WHO), lebih dari 3 juta kasus keracunan pestisida terjadi setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai lebih dari 220.000 jiwa dan sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, data dari Pusat Informasi Racun dan Obat (PIR) mencatat peningkatan jumlah kasus keracunan akibat bahan kimia rumah tangga dan pestisida dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, data Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan bahwa dari 7.862 kasus kegawatdaruratan pada tahun 2020, sebanyak 3,2% di antaranya merupakan kasus keracunan, dengan 58,6% kasus diakibatkan oleh intoksikasi obat, terutama parasetamol dan benzodiazepin (PIR RSCM, 2020).
Dalam konteks klinis dan toksikologi medis, sumber intoksikasi sangat beragam, mulai dari zat kimia rumah tangga, industri (pestisida, bahan pembersih, logam berat, pelarut organik) dan hewan berbisa. Hewan berbisa seperti ular, tawon, serta beberapa jenis ubur-ubur juga menghasilkan toksin biologis yang dapat menimbulkan reaksi sistemik hingga fatal jika tidak segera ditangani.
Pemahaman terhadap konsep toksikokinetik (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi) serta toksikodinamik (mekanisme kerja zat toksik pada target organ) menjadi penting untuk menentukan pendekatan diagnosis dan terapi. Prinsip penanganan intoksikasi meliputi stabilisasi awal pasien, dekontaminasi, eliminasi racun dari tubuh, penggunaan antidotum spesifik bila tersedia, serta terapi suportif dan simptomatik. Deteksi laboratorium, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, juga sangat membantu dalam menentukan jenis racun dan tingkat keparahan paparan.