09 Agustus 2023 In Berita

Penulis: Kurnia Warman, Zefrizal Nurdin, Beni Kurnia Illahi, Zhilvia Assura, Titik Septriana, Herma Desvira, Yakiatiqa Afifah, Hengki Andora dan Titin Fatimah

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2023

Jumlah Halaman: 171 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Di kalangan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dikenal sebagai masyarakat nagari. Hak-hak yang bersifat khusus itu dikenal dengan nama Hak Ulayat. Secara akademis, kelompok sosial ini dikenal dengan istilah Masyarakat Hukum Adat (MHA). Gerakan sosial kemudian memperkenalkan istilah Masyarakat Adat bagi kelompok sosial ini di penghujung dekade 1990-an yang dengan cepat menjadi populer di era Reformasi. Dalam dua tiga dekade belakangan, terutama pasca era Orde Baru, wacana di dalam gerakan sosial di Indonesia banyak diwarnai isu pengakuan atas keberadaan dan hak-hak MHA.
Upaya mendorong perlindungan di tingkat lapangan, pada tataran praktik berhukum dalam berinteraksi dengan berbagai kekuatan sosial politik dan ekonomi menjadi fokus dari Yayasan Masyarakat Kehutanan Lestari. Prioritas ini diberikan atas pertimbangan bahwa sudah ada sangat banyak peraturan nasional dan daerah yang secara eksplisit menyatakan pengakuan atas keberadaan dan hak-hak MHA. Namun pengakuan atas eksistensi sebuah subyek senantiasa membutuhkan perwujudan nyata dalam relasi dengan para pihak. Bentuk nyata perwujudan itu dapat dipahami sebagai perlindungan dan penghormatan atas hak-hak dari subyek yang diakui tersebut.

07 Desember 2022 In Berita

Penulis: Alfan Miko, Indraddin, Ilham Havifi

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman:  52 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Pandemi Covid 19 yang telah melanda masyarakat di dunia di awal tahun 2020 telah menimbulkan masalah dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dari pengamatan dan fakta yang ada, terlihat pemerintah maupun masyarakat gagap menghadapi serangan dari “musuh yang tak tampak” ini, terutama mengantisipasi penularannya yang berakibat banyaknya anggota masyarakat yang meninggal dunia dan harus dikuburkan dengan tata cara khusus dan oleh orang-orang tertentu yang mema
    

Persoalan ketahanan lansia dan keluarga berkaitan juga dengan interaksi dan komunikasi yang terjadi yang berwujud keterbukaan, empati, perilaku positif, sikap mendukung dan kesetaraan. Ketahanan keluarga merupakan kondisi dinamis suatu  keluarga  yang  memiliki ketangguhan dan keuletan secara  fisik, psikis, mental dan spiritual sehingga mampu mewujudkan kehidupan yang mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya sehingga terbangun keluarga yang harmonis sejahtera lahir dan batin. Ketahanan psikologis merupakan kemampuan sebuah keluarga mengelola dan membangun emosi positif dalam keluarga sehingga tercipta konsep diri yang positif. Ketahanan Ekonomi. erat kaitannya dengan kemampuan mengelola ekonomi keluarga, sehingga kebutuhan dasar pangan, papan dan sandang dapat dipenuhi. Ketahanan Sosial dimaksudkan kemampuan keluarga untuk membangun sinergi dengan lingkungan sosialnya. Sedangkan Ketahanan spiritual erat kaitannya dengan kemampuan keluarga untuk memahami dan menerapkan nilai- nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Diawali dari praktik kehidupan dalam rumah tangga. Dalam ketahanan keluarga dimaksudkan itu juga terkait dengan ketahanan lansia. kai pakaian khusus. Keadaan dari pandemi covid 19 ini dalam banyak hal telah mengubah interaksi, konsumsi, ekonomi, dan sosial budaya serta lainnya. Satu hal yang menjadi perhatian disini adalah tentang penduduk lansia yang dianggap paling rentan tertular covid 19, sehingga perlu dipertanyakan ketahanan lansia dan ketahanan keluarga dalam menghadapi pandemi covid 19 ini.

07 Desember 2022 In Berita

Penulis: Alfan Miko, Indraddin, Ilham Havifi

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman: 96 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Secara sederhana pengertian pasar adalah tempat berkumpul dan bertransaksi, di mana terjadi pertemuan tujuan dan kepentingan para pelaku di pasar.  Oleh karena itu, pasar harus dinamis mengikuti perkembangan zaman dan kepentingan serta kenyamanan para pengunjung pasar agar tidak ditinggalkan. Bukan tidak mungkin pasar yang tidak dinamis akhirnya menjadi sepi bahkan mati karena kalah bersaing dengan pasar-pasar sejenis atau pasar-pasar yang lebih besar. Secara faktual secara fisik pasar bisa di bedakan tradisional dan pasar modern. Perbedaan pasar tradisional dan modern ini biasanya dari bangunan fisi, permodalan dan cara bertransaksi di mana pasar tradisional mengandalkan proses tawar menawar, sementara pasar modern cenderung menampilkan harga pas. Selain itu, sesuai dengan kemajuan dunia teknologi, fenomena belakangan muncul pasar “online” yang menyediakan komoditas melalui digital di marketplace melalui aplikasi yang dikembangkan. Transaksi yang bersifat fisik mulai mendapat saingan model pasar baru yang tidak perlu hal-hal yang bersifat fisik seperti pasar tradisional dan pasar modern.
    

Terlepas dari persaingan pasar yang berlangsung dengan kemajuan tekonologi digital, untuk komoditas holtikura pilihan untuk berbelanja ke pasar-pasar tradisional masih merupakan pilihan utama, seperti ke Pasar Nagari Padang Lua yang bertumbuh menjadi pasar sayur terbesar untuk distribusi kebutuhan sayur  berbagai propinsi di Indonesia. Pasar yang pada tahun 1951, semula didirikan bertujuan untuk kepentingan masyarakat lokal dan sekitarnya kini sudah tumbuh pesat dan memerlukan pembenahan dan pengembangan agar menjadi pasar yang aman dan nyaman. Program pengembangan tersebut disebut sebagai revitalisasi pasar yang sudah banyak dilakukan dengan anggaran Kementrian Perdagangan dengan program revitaslisasi pasar. Untuk rencana revitalisasi Pasar Nagari Padang Lua ternyata tidak mudah, banyak hal yang perlu dibereskan dulu yang bisa dilihat sebagai sebuah dinamika sosial ekonomi dan dinamika sosial budaya bagi sebuah pasar. Hal ini disebabkan lahan pasar nagari itu ternyata milik Perusahaan Keretapi sehingga memerlukan model dan manajemen pengelolaan yang perlu menyesuaikan. Akibat lain  munculnya aktor-aktor pelaku di pasar yang merupakan “oknum” yang mempengaruhi tata kelola dan menimbulkan kemacetan karena Pasar Nagari berada dipinggir jalan raya propinsi Bukittinggi menuju Padang. Problematika tersebut yang diungkapkan dalam buku ini.

27 September 2022 In Berita

Penulis: Indrayani, Damsar, Angelina Eleonora Rumengan

ISBN: 978-623-6234-69-3

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2022

Jumlah Halaman: 176 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Perspektif SHC terhadap MSDM adalah merupakan suatu pandang atau melihat realitas MSDM. Karena ia adalah suatu cara pandang atau melihat maka tentu terdapat perbedaan substansial dalam implementasi kegiatan MSDM antara perspektif konvensional dan perspektif SHC. Perspektif SHC terhadap MSDM, oleh karena itu, cara pandang melalui suatu menajemen strategis SDM untuk meningkatkan atau memaksimalkan nilai kemampuan, keterampilan, pengetahuan, jaringan, kepercayaan, “nilai” dan norma dari tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang selaras dengan misi dan tujuan strategis bisnis dan dapat mewujudkan dedikasi, motivasi, dan komitmen orang.
Buku ini memberikan suatu sudut pandang baru tentang MSDM. Oleh sebab itu bagi mahasiswa, ahli dan praktisi bisnis dan manajemen layak memiliki buku ini. Selain itu juga buka ini akan membuka cakrawala pemikiran bagi para peminat administrasi bisnis, sosiologi ekonomi, antrapologi ekonomi, dan psikologi bisnis.

Halaman 1 dari 4