Prosiding Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi “Kesehatan Mental Lintas Generasi di Dunia Kerja”

Penulis: Tri Rahayuningsih, S.Psi., MA

ISBN: 

Bahasa: Indonesia

Cetakan: Pertama, 2024

Jumlah Halaman: 259 halaman

Ukuran Buku: 15,5 cm x 23 cm

 

Sinopsis :

Indonesia saat ini sedang menikmati sebuah bonus demografi yang akan menjadi bonus bila dapat dikelola dengan benar. Survey dari Hay Group (2013) menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi Negara ketiga dengan tingkat pertumbuhan tenaga kerja tercepat di dunia pada tahun 2020, diperkirakan populasi sekitar 262 juta, dimana 60% diantaranya akan tinggal di perkotaan. Dengan separuh populasi di Indonesia berusia di bawah 30 tahun, Indonesia memiliki modal penting untuk pertumbuhan ekonomi, yakni generasi muda, dinamis dan jumlah tenaga kerja yang besar (Ratanjee dan Emond, 2013). Generasi muda tersebut dikenal juga dengan sebutan Gen Y. Gen Y didefinisikan sebagai generasi yang dilahirkan antara tahun 1980 - 2000 (Schroer, 2008; Sprague, 2008; Barford dan Hester, 2011; Devine dan Syrett, 2014; Caraher, 2015).
Gen Y ini merupakan anak muda yang selalu ingin coba-coba, kerja nggak pernah awet di satu tempat, dan sangat peduli soal teknologi terbaru. Gen Y member kesan sebagai generasi yang tak terlalu membanggakan dikarenakan adanya beberapa ciri negatif, seperti tak merasa bersyukur, egosentris, individualisme yang sangat tinggi, dan gampang bosan. Secara politis, gen Y juga cenderung tak mau terlalu ambil pusing, meski mereka pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi. Secara singkat, gen Y adalah generasi yang tumbuh di tengah hiruk pikuknya perkembangan teknologi informasi. Paparan teknologi juga mempengaruhi kepekaan gen Y terhadap perubahan. Pada umumnya gen Y tidak takut perubahan, namun sering kali tak sabar melalui proses menuju perubahan itu. Gen Y dikenal sebagai generasi yang egosentris, berpusat pada diri sendiri dan senang unjuk diri. Majalah Time menyebut generasi ini sebagai “me meme generation”.

Read 555 times